Kopi TIMES

Mahasiswa, Pelajar dan Penanganan Stres di Tengah Pandemi

Jumat, 11 Desember 2020 - 10:16
Mahasiswa, Pelajar dan Penanganan Stres di Tengah Pandemi Afourli Tamboto, mahasiswa Universitas Bina Nusantara

TIMES BOYOLALI, JAKARTA – Pandemi Covid-19 berhasil mengguncang dunia dan menyebabkan semua orang mengalami hal-hal yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi di tahun 2020 ini. Mulai dari social distancing, work from home, dan menggunakan masker serta hand sanitizer setiap kali keluar rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam masyarakat. Tak terpungkiri bahwa para pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia terkena dampak yang sangat besar oleh karena ketiga hal tersebut yang menyebabkan seluruh sekolah dan universitas di Indonesia harus meliburkan pelajar dan mahasiswa mereka.

Hal ini menyebabkan para pelajar dan mahasiswa menjalankan kegiatan belajar-mengajar dengan guru atau dosen dilakukan secara virtual, baik melalui Zoom, Google meet, Ms. Teams, dan lainnya. Kegiatan ini biasa disebut dengan pembelajaran online atau daring. Sisi positif dari kegiatan pembelajaran daring adalah siswa dan mahasiswa dapat menghabiskan waktu mereka bersama dengan keluarga atau quality time karena di rumah setiap hari, lebih mudah untuk mengerjakan hobi-hobi mereka, dan belajar mengatur waktu dengan baik agar tidak ketinggalan kelas serta deadline tugas.

Namun, terdapat beberapa sisi negatif juga, seperti terdapat banyak hal yang dapat mendistraksi konsentrasi mereka saat kelas (kondisi rumah sedang ribut dan smartphone) yang dapat menyebabkan pelajar atau mahasiswa tersebut tidak mengerti materi pembelajaran, terdapat lebih banyak tugas-tugas dengan deadline yang berdekatan, dan tidak dapat bertemu atau berkumpul dengan teman-teman seumuran mereka oleh karena social distancing.

Terdapat pelajar ataupun mahasiswa yang tidak dapat mengontrol sisi-sisi negatif dari pembelajaran daring yang berdampak pada menumpuknya pikiran hingga berujung stres. Stres merupakan suatu hal yang harus dihindari pelajar dan mahasiswa karena jika dibiarkan saja, hal ini dapat berkembang menjadi depresi dan kasus terburuk, bunuh diri.

Berdasarkan beberapa sumber, penulis merangkum bahwa terdapat 6 hal yang dapat dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa untuk mengatasi stres mereka di tengah pandemi Covid-19, yaitu:

1. Kenali hal yang membuat kalian stress

Ada pepatah yang mengatakan, “tak kenal maka tak sayang.” Untuk itu, mengenali akar dari permasalahan yang membuat kita stres atau banyak pikiran akan sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan itu sendiri. Ketika kita merasa tertekan oleh karena banyaknya tugas dengan deadline yang berdekatan, ada baiknya kita menyelesaikan permasalahan tersebut dengan membuat jadwal agar keseharian kita lebih teratur, tugas-tugas menjadi tidak menumpuk, dan kita dapat memastikan bahwa tugas-tugas tersebut akan selesai sebelum deadline. Jika kita merasa terbeban karena kangen keluar rumah, ada baiknya kita mencoba untuk keluar rumah tetapu menggunakan protokol kesehatan yang diharuskan dan jangan terlalu lama keluar rumah.

Nah, jika kita merasa terbebani oleh karena jaringan internet di rumah yang sedang jelek atau lambat, kita dapat mengatasinya dengan menelpon perusahaan wi-fi tersebut atau mengganti kartu baru yang dapat kita pesan secara online ketika tidak ingin keluar rumah.

2. Istirahat yang cukup

Jangan sekali-kali kita berpikir bahwa istirahat tidak sepenting deadline tugas-tugas kita. Jika kita kurang istirahat, konsentrasi kita dapat terganggu dan tentu saja akan menghambat pengerjaan tugas-tugas kita. Tak hanya itu, tubuh kita akan kelelahan dan menjadi lemah yang dapat memudahkan kita untuk terkena penyakit, seperti flu, demam, dan bahkan tifus. Ketika kita memiliki istirahat yang cukup, tubuh kita akan lebih siap dalam menghadapi aktivitas-aktivitas kita dan memampukan kita untuk berkonsentrasi lebih lagi.

3. Melakukan olahraga

Eitss, tujuan dari melakukan olahraga bukan hanya untuk mengecilkan tubuh atau menciptakan otot lho… Berdasarkan Halodoc, olahraga juga berperan sangat penting dalam mengurangi stres karena olahraga dapat mengurangi hormon dan saraf stres dengan cara mengaktifkan organ di dalam tubuh kita. Nah, untuk itu, kita tidak boleh menyepelekan olahraga demi kesehatan fisik dan mental kita ya!Olahraga-olahraga yang dapat kita lakukan di rumah saat ini adalah yoga, aerobik, dan lari. Tetapi, olahraga lari dapat kita lakukan jika kita memiliki treadmill di rumah karena jika kita lari di luar, kita diwajibkan memakai masker yang dapat menyebabkan kita susah bernafas dan kurang nyaman.

4. Mengatur pola makan

Apakah kalian tahu bahwa makanan dan minuman kita sehari-hari dapat berpengaruh pada naik turunnya suasana hati dan performa akademik kita? Hal ini dikarenakan zat gizi memiliki peran yang besar terhadap fungsi otak kita hingga tekanan darah kita. Untuk itu, menjaga pola makan akan sangat membantu kita dalam berpikir jernih, memiliki suasana hati yang baik, dan menurunkan kadar hormon yang menyebabkan stres. Berdasarkan Hellosehat, terdapat 5 anjuran pola makan untuk mengurangi stres, yaitu memakan makanan yang berserat dan sumber karbohidrat komples, mengurangi asupan lemak, memperbanyak mengonsumsi vitamin dan mineral, serta banyak meminum air putih.

5. Bicara dengan seseorang

Manusia adalah makhluk sosial, untuk itu ketika kita sedang banyak pikiran ada baiknya kita menceritakannya kepada seseorang dan tidak memendamnya sendiri. Berdasarkan psikiatri dan ilmu perilaku dari Stanford University, Dr. David Spiegel, ketika kita berbicara dengan seseorang, kita dapat mengurangi stres atau beban pikiran yang kita miliki karena kita dapat meluapkan emosi dan perasaan kita yang dapat mengakibatkan suasana hati kita jauh lebih baik dari sebelumnya. Tetapi, ketika kita merasa sangat terbebani untuk menceritakannya kepada teman atau keluarga kita, jangan dipendam melainkan melakukan percakapan dengan psikolog melalui aplikasi, seperti Secruhat, Riliv, Persona, dan masih banyak lagi.

6. Stay positif! 

Seperti yang dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson, seorang filsuf Amerika, “You are what you think all day” yang berarti “Kamu adalah apa yang kamu pikirkan sepanjang hari.” Emerson mengajari kita bahwa jika kita berpikir kita sedang senang atau bahagia, kita akan merasa seperti itu juga. Hal ini dikarena pikiran adalah segala-galanya bagi kita.

Untuk itu, mahasiwa atau pelajar harus membiasakan berpikir positif dengan cara berbicara dalam hati, dengan diri kita sendiri, bahwa kita bisa menyelesaikan tugas-tugas kita sebelum deadline. Jika pikiran kita berfokus pada hal itu, pikiran-pikiran baru yang dapat membantu kita untuk menggapai hal tersebut akan muncul dan kita dapat melakukannya.

*) Penulis: Afourli Tamboto, mahasiswa Universitas Bina Nusantara

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Boyolali just now

Welcome to TIMES Boyolali

TIMES Boyolali is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.